Mahasiswa Beretika, Indonesia Sejahtera
Mahasiswa merupakan sekumpulan intelektual yang merupakan ujung tombak bangsa untuk kemajuan negara untuk masa depan, maka seharusnya mahasiswa mengetahui bagaimana seharusnya mereka bersikap di dalam kampus maupun diluar kampus. Masalah etika bukanlah hal yang sepele karena etika sangat penting sebagai landasan sikap atau kebiasaan dalam berkuliah maupun saat berprofesi nantinya. Diharapkan mahasiswa dengan intelegensinya bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan negara dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dengan moral yang baik dituntut tanggung jawab akademiknya dalam menghsilkan karya yang berguna untuk lingungan sekitar.
Disini akan saya sampaikan budaya berperilaku/etika mahasiswa terhadap dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga (UKSW). Adapun peran mahasiswa dalam lingkungan kampus:
- Menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif
- Hubungan yang harmonis dengan dosen dan karyawan.
- Memahami dan melaksanakan peraturan yang berlaku di kampus.
Di Universitas Kristen Satya Wacana sendiri memiliki budaya baik dalam hubungan antara mahasiswa dengan dosen, antar mahasiswa maupun antar dosen, diantaranya saling menghormati.UKSW dikenal dengan sebutan ‘Indonesia Mini’ dikarenakan mahasiswa dan dosen dari berbagai penjuru tanah air, hampir semua suku bisa ditemukan di sini. Hal ini otomatis mahasiswa memliki banyak perbedaan budaya, ras, bahasa, agama dll. Perbedaan-perbedaan itu disatukan dalam semangat nasionalisme, rasa kemanusiaan dan tekad yang kuat untuk belajar. Namun dengan saling menghormati membuat kampus ini menjadi lebih berwarna dan harmonis. Selain saling menghirmato di UKSW memliki budaya saling menyapa atau sekedar memberikan sedikit senyuman apabila bertemu dosen atau sesama mahasiswa yang dikenal, lalu juga di UKSW banyak kegiatan untuk meningkatkan iman, seperti kegiatan ibadah bersama rutin dan kebiasaan berdoa sebelum memulai kegiatan, dan ini menurut saya sangat positif untuk kemajuan mahasiswa.
Namun dalam hubungan mahasiswa dengan dosen ini terjadi ‘fenomena-fenomena’ yang sering saya jumpai selama satu tahun berkuliah di kampus ini. Setiap mahasiswa memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada mahasiswa yang aktif, dia sering bertanya ataupun memberikan pendapatnya pada saat pelajaran, namun ada juga yang cinderung pasif yang lebih memilih diam di kelas. Ini yang menjadi masalah apabila dia diam karena malu bertanya dengan materi atau ketentuan tugas yang dia tidak pahami. Jadi seharusnya sebagai mahasiswa dia bisa meningkatkan komunikasi dengan dosen-dosennya. Terkadang juga terjadi miss komunikasi antara mahasiswa dengan dosen yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, terutama disebabkan oleh masalah mahasiswa yang kurang mengerti etika berkomunikasi dengan dosen, misalnya tentang pemilihan kata dan tanda baca misalnya komunikasinya lewat media sosial ataupun media yang lain.
Untuk itu mahasiswa harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik dengan dosen. Ada beberapa hal yang seharusnya diperhatikan terutama komunikasi lewat medi sosial. Pertama, perhatikan waktu pengiriman pesan. Sebaiknya ketika menghubungi dosen pada saat jam kerja agar tidak mengganggu istirahat. Kecuali dosen yang meminta atau memperbolehkan. Kedua, gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hindari bahasa gaul atau alay. Ketiga, mulailah menggunakan salam dan tuliskan identitas seperti nama, nim, dan kelas. Keempat, tuliskan keperluan secara singkat dan jelas. Yang terakhir ucapkan maaf dan terima kasih.
Hubungan yang baik antara mahasiswa dengan dosen sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Hal ini akan menguntungkan semua pihak, mahasiswa maupun dosen. Sebagai mahasiswa dia bisa memperoleh pengetahuan secara maksimal, dan sebagai dosen dia berhasil mencapai tujuannya yaitu mencerdaskan anak bangsa. Dengan ini diharapkan Indonesia menjadi negara sejahtera melalui terobosan-terobosan generasi penerus. Merdeka !
0 komentar:
Post a Comment